Ike Yulita Astiani ( Bu Yayuk Ginggang) I  6285786880438 I Jln. Masjid PA  32 RT 34 RW 09, Gunung Ketur, Pakualaman, Yogyakarta, Kode Pos, 55111


Jenis Usaha: Jamu tradisional
Merk: Jamu Ginggang 
NIB: 0901230055733
Alamat: Jln. Masjid PA  32 RT 34 RW 09 Gunung Ketur Pakualaman Yogyakarta 55111
PIRT (khusus kuliner): Kunir asem ( serbuk ) 2103471011123-28
Beras kencur ( serbuk ) , Beras kencur pedas ( serbuk) , Temulawak ( serbuk ) dalam proses P-IRT 
Halal (khusus kuliner): ID34110001969840223
No WA: 6285786880438
Google Map: Jamu Ginggang 

Deskripsi Singkat

Ike Yulita Astiani akrab disapa Bu Yayuk adalah penerus kuliner legendaris di Kota Yogyakarta, yakni Jamu Ginggang yang beralamat di Jalan Masjid PA 32, Pakualaman, Kota Yogyakarta. Perempuan lulusan D3 ini sejak kecil didik dengan disiplin oleh keluarga besarnya terlebih soal produksi jamu tradisional. Sejak duduk di bangku SD hingga kuliah setiap pulang sekolah Yayuk selalu diminta untuk membantu produksi Jamu Ginggang, dia ditugaskan untuk menghaluskan bahan jamu seperti kunyit dan kencur. Berawal dari membantu itulah Yayuk jatuh cinta kepada jamu. Ditambah lagi jamu adalah salah satu warisan leluhurnya.

Dia menceritakan, resep Jamu Ginggang didapat dari leluhurnya yang merupakan abdi dalem Keraton Pura Pakualaman. Kala itu leluhur Yayuk yakni Mbah Jaya mendapatkan mandat dari Sri Paduka Pakualam VII untuk menjadi tabib di lingkungan Pakualaman. Resep Jamu Ginggang didapat langsung dari Sri Paduka Pakualam VII. Mbah Jaya pun meracik resep tersebut kemudian diberikan kepada Pakualaman VII dan ia merasakan manfaatnya. “Karena keakraban Mbah Jaya dan Sri Paduka Pakualam ke VII Mbah Jaya diberi julukan Tan Genggang atau Tansah Genggang, kalau diartikan ke Bahasa Indonesia berarti hubungan yang abadi,”

“Hasil racikannya cukup bisa diandalkan bisa ada efeknya bagus untuk kesehatan di Keraton Pakualam,” lanjutnya. Yayuk menjelaskan, usaha kuliner ini dimulai pada 1925. Setelah beberapa tahun kemudian Mbah Jaya meninggal dunia dan diteruskan oleh adiknya yang bernama Mbah Bilowo. Mbah Bilowo ini juga tabib dari Pakualam VII. Cara meracik dan resepnya diteruskan oleh Mbah Bilowo dan dilanjutkan ke generasi ketiga yakni Mbah Kasidah yang membuat Jamu Ginggang terkenal pada 1970. Terkenalnya Jamu Ginggang tak lepas dari peran Mbah Kasidah. Pasalnya, ia membuka tempat dan menjajakan jamu secara keliling ke pasar gede atau Pasar Beringharjo. Terkenalnya Jamu Ginggang ini karena dipercaya berkhasiat. Selain itu, jamu juga dinilai murah oleh masyarakat kala itu dan juga memiliki cita rasa yang enak. Sejak 1950 Jamu Ginggang menetap di Jalan Masjid, Pakualaman, Kota Yogyakarta. Setelah Mbah Bilowo meninggal, Jamu Ginggang diteruskan kepada generasi keempat, dari generasi keempat diteruskan ke generasi kelima satu diantaranya termasuk Yayuk.
sumber : kompas.com/food/read/2023/08/19/113416975/menyesap-jamu-ginggang-jamu-dengan-resep-warisan-dari-pakualam-vii

    

Dalam Bentuk Kemasan dapat dilihat dibawah berikut ini :

 

fghgfh

Jamu Ginggang, Sawan Tahun,

Netto 100gr

Harga Rp. 15.000

fdsfsfsd

Jamu Ginggang,

Netto 100gr,

harga Rp. 40.000

 

Jamu Ginggang,

Nett 100gr,

harga Rp. 30.000

 

 

Jamu Ginggang,

Netto 100gr,

harga Rp. 15.000

 

jamu Ginggang, jamu godog,

netto 100gr,

harga Rp. 15.000

 

Jamu Ginggang, Beras Kencur,

Netto 100gr,

harga Rp. 30.000